Senin, 13 November 2017

Desain Pembelajaran

Dalam Wikipedia, desain instruksional (juga disebut Instruksional Desain Sistem (ISD)) adalah praktek menciptakan “pengalaman pembelajaran yang membuat perolehan pengetahuan dan keterampilan yang lebih efisien, efektif, dan menarik”. Proses ini berisi penentuan status awal dan kebutuhan peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “intervensi” untuk membantu terjadinya belajar.
Menurut para ahli desain pembelajaran diartikan sebagai berikut :
a.       Smith and Ragan
Desain pembelajaran merupakan prinsip-prinsip penerjemahan dari pembelajaran dan instruksi ke dalam rencana-rencana untuk bahan-bahan dan aktivitas-aktivitas instruksional.
b.      Gentry
Mengatakan bahwa model disain pembelajaran adalah suatu representatif gafik tentang suatu pendekatan sistem, yang dirancang untuk memfasilitasi pengembangan yang efektif dan efisien dari pembelajaran.
c.       Prof. Atwi Suparman
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses.
1)      Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya.
2)      Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
3)      Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
4)      Sebagai proses, merupakan pengembangan sistematis tentang spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran dan teori belajar untuk menjamin mutu pembelajaran.
d.      Syaiful Sagala
Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran merupakan rancangan atas proses pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya sehingga menjadi acuan dalam pelaksanaannya untuk menciptakan pembelajaran yang efektif.

Fungsi atau kegunaan desain pembelajaran adalah :
a.       Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Sekecil apapun bentuk dan jenis suatu pekerjaan, mestilah didahului oleh rancangan atau planning. Semakin matang rencana yang dipersiapkan maka akan semakin bagus pula usaha itu dilaksanakan karena rencana yang sudah disusun akan dijadikan acuan ataupun patokan ketika pelaksanaan usaha tersebut. Begitu pula dengan pembelajaran, jika seorang guru mendesain pembelajaran yang akan dilaksanakan itu dengan baik, maka dalam pelaksanaan juga akan baik dan dapat meminimalisir kendala-kendala yang mungkin akan terjadi disaat pembelajaran berlangsung.
b.      Menjadikan guru lebih siap dan percaya diri dalam menjalankan tugas mengajar.
Percaya diri itu akan sempurna disaat seseorang itu memiliki kesiapan untuk melakukan sesuatu. Sebagai seorang guru persiapan atau desain itu juga berfungsi menjadikan guru itu siap untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengajar karena desain yang disusun oleh guru adalah sebuah indikator jika guru tersebut telah menguasai bahan yang akan disuguhkan dihadapan peserta didik.
c.       Meningkatkan kemampuan guru
Dengan adanya desain bagi seorang guru, akan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar dan akhirnya akan menjadikan pembelajaran lebih berkualitas dan bermakna bagi peserta didik.
Menurut Mardia Hayati urgensi dan peran desain pembelajaran dalam suksesnya proses belajar mengajar, antara lain :
a.       Agar belajar dapat bermakna dan efektif
b.      Agar tersedia atau termanfaatkan sumber belajar
c.        Agar dapat dikembangkan kesempatan atau pola belajar
d.      Agar belajar dapat dilakukan siapa saja secara berkelanjutan.
Sedangkan menurut Morrison, Ross, dan Kemp, tujuan dari desain pembelajaran yaitu membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien dan mengurangi tingkat kesulitan pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu sistem intruksional mengacu kepada pengertian sebagai perangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem belajar mengajar meliputi sejumlah komponen diantaranya :
a.       Tujuan pembelajaran
b.       Bahan ajar
c.       Siswa yang menerima pelayanan belajar
d.      Guru
e.       Metode dan pendekatan
f.       Situasi
g.      Evaluasi kemajuan belajar.
Agar tujuan itu dapat tercapai semua komponen yang ada harus diorganisasikan dengan baik sehingga sesama komponen itu terjadi kerjasama. Karena itu guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode, bahan dan evaluasi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan. Berbagai persoalan yang biasa dihadapi guru antara lain adalah:
a.       Tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai
b.      Materi pelajaran apa yang perlu diberikan
c.       Metode alat mana yang harus dipakai
d.      Prosedur apa yang akan ditempuh untuk melakukan evaluasi.
   Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dan lain-lain. Untuk itu wajar bila guru memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti:
1)      Kecerdasan dan bakat khusus;
2)      Prestasi sejak permulaan sekolah
3)      Perkembangan jasmani dan kesehatan
4)      Kecenderungan emosi dan karakternya
5)      Sikap dan minat belajar
6)      Cita-cita
7)       Kebiasaan belajar dan bekerja; hobi dan penggunaan waktu senggang
8)       Hubungan sosial disekolah dan dirumah
9)      Latar belakang keluarga
10)  Lingkungan tempat tinggal
11)  Sifat-sifat khusus dan kesulitan belajar anak didik.

Ada berbagai model desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu. Beberapa model-model desain pembelajaran tersebut adalah :
1.      Model Dick and Carey
Dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (1985). Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah :
1.      Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
2.      Melaksanakan analisis pembelajaran
3.      Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4.      Merumuskan tujuan performansi
5.      Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
6.      Mengembangkan strategi pembelajaran
7.      Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
8.      Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9.      Merevisi bahan pembelajaran
Menurut Prof. Atwi Suparman (Rektor UT), model ini cocok untuk pembelajaran formal di sekolah dan untuk sistem pembelajaran yang melibatkan komputer dalam proses pembelajaran. Analisis tentang media dan metode tidak bersifat argumentatif guna mencapai berbagai alternatif media. Dick and Carey mengambil sembilan tahapan dalam merancang pembelajaran menjadi sebagai berikut:
2.      Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
1.      Analisis Pelajar
Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan secara baik dan disesuaikan dengan ciri-ciri pelajar, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua ciri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting dapat dilakukan untuk mengenal pelajar berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan umum, keterampilan khusus dan gaya belajar.
2.      Menyatakan tujuan
Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan pembelajaran baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan pembelajaran akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari

3.      Pemilihan Metode, media dan bahan
Heinich et al. (2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
4.      Penggunaan Media dan bahan
Menurut Heinich et al (2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran
5.       Partisipasi Pelajar di dalam kelas
Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
6.      Penilaian dan Revisi
Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan dan impak pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan beberaoa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.
3.      Model Gerlach & Elly
Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar. Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan sebagai pedoman perencanaan mengajar. Pengembangan sistem instruksional menurut model ini melibatkan sepuluh unsur, rincian komponennya adalah sebagai berikut:
a.       Merumuskan tujuan pembelajaran (Specification of Object)
Tujuan harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu luas) dan operasional agar mudah diukur dan dinilai.
b.      Menentukan isi materi (Specification of Content)
Isi materi harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pemilihan materi haruslah spesifik agar lebih mudah membatasi ruang lingkupnya dan lebih jelas dan mudah dibandingkan dan dipisahkan dengan pokok bahasan lainnya.
c.       Penilaian kemampuan awal siswa (Assesment of Entering Bahaviors)
Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal. Mengetahui kemampuan awal ini penting bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah, tes awal dapat dilakukan dengan 2 cara Pretest dan mengumpulkan data pribadi siswa.
d.      Menentukan strategi (Determination of Strategy)
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan yang dipakai pengajar dalam memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber dan menentukan tugas/evaluasi dalam kegiatan balajar mengajar.
Menurut gerlach & elly ada 2 bentuk pendekatan, yaitu:
1)      Bentuk Ekspository
2)      Bentuk Inquiry

e.       Pengelompokkan belajar (Organization of Groups) Beberapa pengelompokkan siswa diantaranya;
1)      Berdasarkan jumlah siswa
2)      Pengelompokkan campuran
3)      Gabungan beberapa kelas
4)       Sekolah dalam sekolah
5)      Taman kependidikan

f.       Pembagian waktu (Allocation of Time)
Rencana penggunaan waktu akan berbeda berdasarkan pokok permasalahan, tujuan-tujuan yang dirumuskan, ruangan yang tersedia, pola-pola administrasi serta kegunaan dan minat-minat para siswa.
g.      Menentukan ruangan (Allocation of Space)
Ada tiga alternatif ruangan belajar agar proses belajar mengajar dapat terkondisikan; 1) Ruangan-ruangan kelompok besar
3)      Ruangan-ruangan elompok kecil
4)      Ruangan untuk belajar mandiri
h.      Memilih media (Allocation of Resources)
Gerlach & Elly membagi media sebagai sumber belajar kedalam 5 kategori;
1)      Manusia dan benda nyata
2)      Media visual proyeksi
3)      Media audio
4)      Media cetak
5)      Media display
i.        Evaluasi hasil belajar (Evaluation of Performance)
Semua kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah laku akhir belajar tersebut dievaluasi. Dalam tahap evaluasi, yang dilihat bukan hanya hasil belajar siswa, melainkan juga keseluruhan sistem pembelajaran.


j.        Menganalisi umpan balik (Analysis of Feed Back)
Data dari analisis umpan balik yang diperoleh dari evaluasi, tes maupun tanggapan-tanggapan tentang kegiatan pembelajaran ini menentukan apakah sistem, metode maupun media yang dipakai dalam pembelajaran tersebut sudah sesuai untuk tujuan yang dicapai atau masih perlu untuk disempurnakan. Sehingga untuk kedepannya dapat diperbaiki agar proses pembelajaran benar-benar berhasil.
Kelebihan model pembelajaran Gerlach &Elly antara lain:
a.       Sangat teliti dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
b.      Cocok digunakan untuk segala kalangan.
Adapun kekurangan model pembelajaran Gerlach &Elly yaitu
a.       Terlalu panjangnya prosedur perancangan desain pembelajaran.
b.       Tidak adanya tahapan pengenalan karakteristik siswa.

4.      Model ADDIE
Model desain pembelajaran yang menggunakan 5 tahap/ langkah sederhana dalam pengaplikasinnya. Desain pembelajaran yang mudah dipelajari. Sesuai dengan namanya tahap/ langkah dalam pembelajarannya yaitu Analysis, Desain, Development, Implementation, dan Evaluation. Ada lima langkah yang dikemukakan dalam model ini sesuai dengan namanya, yaitu:
1)      Analysis: menganalisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan menentukan kompetensi siswa.
2)      Design: menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan pembelajaran.
3)      Development: memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam program pembelajaran.
4)      Implementation: melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain atau spesifikasi program pembelajaran.
5)      Evaluation: melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.
5.      Model Degeng
Degeng (1997:13) mengemukakakan delapan langkah disain pembelajaran yang berkonteks model elaborasi yaitu:
1)      Analisis tujuan dan karakteristik Bidang Studi
2)      Analisis sumber belajar (kendala)
3)      Analisis karakteristik si-belajar
4)      Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran
5)      Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran
6)      Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran
7)      Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan
8)      Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
Secara skematis kedelapan langkah tersebut digambarkan sebagai berikut:

6. Model PPSI
Model gabungan dari perencanaan pengajaran versi Performance Based Teacher Education (PBET), perencanaan pengajaran sistematika dan perencanaan pengajaran model Davis. Di Indonesia dikembangkan menjadi PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional). Istilah sistem instruksional dalam PPSI, mengandung pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan sistem, maka PPSI juga dapat disebut menggunakan pendekatan yang berorientasikan pada tujuan. Model pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, yaitu:
1.      Perumusan tujuan, terdiri dari:
Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK), TIK ini harus memenuhi 4 kriteria yaitu:
a.       Menggunakan istilah operasional
b.      Berbentuk hasil belajar
c.       Berbentuk tingkah laku
d.      Hanya satu jenis tingkah laku
2.      Pengembangan alat evaluasi, meliputi:
a.       Menentukan jenis tes yang digunakan untuk menilai tercapai tidaknya tujuan
b.      Merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan
3.      Kegiatan belajar, meliputi:
a.       Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
b.      Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh
c.       Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh
4.      Pengembangan program kegiatan, meliputi:
a.       Merumuskan materi pelajaran
b.      Menerapkan metode yang dipakai
c.       Alat pelajaran atau buku yang dipakai
d.      Menyusun jadwal

5.      Pelaksanaan, meliputi:
a.       Mengadakan pre tes
b.      Menyampaikan materi pelajaran
c.       Mengadakan pos tes
7.      Model Kemp
Menurut Kemp (1977) pengembangan intruksional atau desain intruksional itu terdiri dari 8 langkah yaitu :
1.              Menentukan tujuan intruksional umum (TIU) atau Standar Kompetensi.
2.              Menganalisis karakteristik peserta didik
3.              Menentukan TIK atau Kompetensi Dasar.
4.              Menentukan materi pelajaran
5.              Menetapkan penjajagan awal (pre test)
6.              Menentukan strategi belajar mengajar
7.              engkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat, waktu dan tenaga.
8.              Mengadakan evaluasi

8.      Model ISD (Instructional system design).
Rancangan sistem pembelajaran merupakan prosedur terorganisir yang mencakup langkah-langkah menganalisis, merancang, mengembangkan, melaksanakan dan menilai pembelajaran. Langkah-langkah ini dalam setiap poses memiliki dasar yang terpisah dalam teori maupun praktek seperti halnya pada proses ISD secara keseluruhan. Dalam pengutaraannya yang lebih sederhana adalah sebagai berikut :
1.      Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari.
2.      Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk.
3.      Mengembangkan adalah memandu dan menghasilkan materi pembelajaran.
4.      Melaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks.
5.      Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran.

9.      Model Pengembangan Instruksional (MPI)
Model Pengembangan Instruksional (MPI) dalam Suparman (2001) dikemukakan ada delapan langkah yaitu:
1.      Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan instruksional umum;
2.      Melakukan analisis instruksional
3.      Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa
4.      Menulis tujuan instruksional khusus;
5.      Menulis tes acuan patokan
6.      Menyusun strategi instruksional;
7.      Mengembangkan bahan instruksional  dan
8.      Mendisain dan melaksanakan evaluasi formatif yang termasuk di dalamnya kegiatan merevisi
Desain pembelajaran merupakan rancangan atas proses pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya sehingga menjadi acuan dalam pelaksanaannya untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan meminimalisir kesukaran siswa dalam memahami pembelajaran. Model-model desain rencana pembelajaran adalah model PPSI, model Kemp, model Gerlach & Elly, model Dick & Carrey, model ASSURE, model ADDIE, dan model Hanafin and Peck.
Dalam model PPSI pengajaran dipandang sebagai suatu sistem. Sub-sistem dari pengajaran, diantaranya tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran dan evaluasi. Model kemp berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh. Sehingga guru sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di bidang industry, serta ahli media yang akan bekerja sebagai perancang pembelajaran. Model Gerlach & Elly menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena model ini memperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya.
Model Dick & Carrey diciptakan selain cocok untuk pembelajaran formal di sekolah, juga untuk sistem pembelajaran yang melibatkan komputer dalam proses pembelajaran. Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Model ADDIE menggunakan 5 tahap pengembangan yakni Analysis (analisa), Design (disain /perancangan), Development (pengembangan), Implementation (implementasi/eksekusi), Evaluation (evaluasi/ umpan balik).
Setiap model desain pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, dalam pelaksanaannya kondisi siswa, materi ajar dan situasi dan kondisi yang dihadapi dalam proses pembelajaran menjadi indikator untuk memilih model yang sesuai.
Setiap upaya yang baik akan sangat bermakna dengan perencanaan yang matang. Bukankah sebuah kemunkaran yang terencana akan mengalahkan sebuah kebajikan yang tanpa direncanakan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar